cursor

Welcome in ♣Indonesian Hogwarts school of witchcraft and wizardry♣

☺Salam Sihir☺

Selamat Datang di Blog IHSW
Pendaftaran murid baru telah ditutup.

Nox


♣Latihan bagi ekskul LD IHSW♣


Hosted by Daily Free Games

Kamis, 09 September 2010

♣Mantra Dasar♣(basic charm)

Salah satu mantra yang dipelajari di tingkat dua Sekolah Sihir Hogwarts adalah Mantra Gelitik atau Rictusempra. Rictusempra dilafalkan dengan ric-tu-SEM-pra, berasal dari dua kata dari bahasa Latin, yaitu "rictus" yang berarti cengiran dan "sempra" yang berarti selalu, sehingga secara harfiah Rictusempra berarti "selalu nyengir"--dan arti harfiah ini berkaitan erat dengan fungsi mantra ini secara umum, yaitu menggelitik. Miranda Goshawk dalam Kitab Mantra Standar Tingkat Dua mengemukakan bahwa Rictusempra (Tickling Charm, Mantra Gelitik) adalah suatu mantra yang digunakan untuk menggelitik atau membuat objek mantra tertawa tak terkendali. Objek mantra yang dimaksudkan disini tentu saja adalah manusia (karena jika kau memantrai sebuah buku dengan mantra Rictusempra, itu tak akan menciptakan efek sama sekali).

Mantra ini dapat dikatakan sebagai mantra tingkat dasar, karena sifatnya yang sederhana dan tidak terlalu rumit, namun dalam penggunaannya diperlukan konsentrasi dan fokus tinggi pada objek mantra untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga dalam silabus Sekolah Sihir Hogwarts, mantra ini dimasukkan sebagai salah satu mantra yang dipelajari di kelas dua.

B. Latar Belakang
Belum ada satu sumber pasti yang menunjukkan pencipta dan berasal darimana mantra ini, meskipun beberapa sumber literatur kuno menyebutkan mantra Rictusempra sudah ada di dunia sihir sejak abad ke 10 Masehi. Para penyihir yang meneliti mantra tingkat lanjut memperkirakan mantra ini berasal dari benua Amerika bagian Selatan dan menyebar dengan cepat ke benua Eropa melalui para penyihir yang singgah ke benua tersebut dalam sebuah kunjungan. Mantra ini juga populer di Eropa saat epidemik spattergoit menyerang dua per tiga area Eropa yang menyebabkan kemurungan dan masa-masa menyedihkan luar biasa, sehingga para penyihir yang putus asa mempopulerkan Mantra Gelitik untuk menciptakan tawa dan kesenangan. Meski cara tersebut tidak bisa disebut cara yang tepat, namun apa yang dilakukan para penyihir tersebut berhasil mengkomersilkan mantra ini.

II. MANTRA GELITIK DALAM TEORI

A. Cara Kerja
Cara kerja Mantra Rictusempra berhubungan erat dengan otak manusia. Kilatan cahaya yang dikeluarkan dari tongkat saat mengucapkan mantra ini diteliti mengandung sedikit aliran listrik yang aktif, namun intensitas dan tegangannya kecil sekali sehingga tidak akan membahayakan nyawa manusia. Aliran listrik ini akan berubah menjadi impuls saat menyentuh tubuh objek mantra, kemudian diterima sel-sel saraf sensorik. Impuls ini akan bergerak menuju sel saraf interneuron, kemudian setelah melalui saraf-saraf di tulang belakang langsung menuju otak untuk di proses. Bagian hipotalamus pada otak adalah bagian yang mengatur emosi manusia, seperti marah, senang, sedih, dan lain-lain, sehingga impuls yang masuk tersebut diatur di hipotalamus kemudian ditransfer melewati sel saraf motorik, lalu dikeluarkan dalam bentuk rasa geli yang luar biasa, sehingga objek mantra mengalami perasaan seperti digelitiki. Kemudian, rasa geli tersebut akan memacu objek mantra untuk tertawa terbahak-bahak. Unsur sihir didalamnyalah yang membuat impuls "listrik" dalam kilatan cahaya mantra ini mengakibatkan objek mantra tidak dapat mengendalikan tawanya. Semua proses ini berlangsung dalam kurun waktu antara 0.5-1.2 detik.

Jika pemantra melakukan mantra ini secara diam-diam (misalnya bersembunyi di belakang objek atau merapalkan mantra secara nonverbal), tawa yang dikeluarkan biasanya hampir sama, namun impuls yang dihasilkan diproses di tulang belakang, bukan di otak. Proses tersebut hampir identik dengan gerak refleks pada manusia. Disinyalir, perasaan geli yang timbul akan muncul di sekitar perut dan pinggang kiri dan kanan.

B. Hal-hal Lain yang Perlu Diperhatikan
Ayunan Tongkat
Pada dasarnya, dalam merapalkan mantra ini tidak ada ayunan tongkat yang khusus. Biasanya perapal mantra akan mengacungkan tongkatnya lurus-lurus pada objek mantra, sehingga diperlukan juga akurasi dalam mengacungkan tongkat agar tidak melenceng dan malah menyerang orang lain alih-alih objek mantranya sendiri.

Perapalan Mantra
Lafalkan mantra Rictusempra dengan tegas dan jelas, juga dengan artikulasi yang tepat : ric-tu-SEM-pra. Beri penekanan pada suku kata SEM untuk memberi hasil yang optimal. Disarankan untuk merapalkannya dengan tegas, bahkan dengan suara yang agak keras untuk menambah efek tawa. Namun mantra ini juga dapat dirapalkan dalam hati, bagi para penyihir yang sudah berpengalaman. Pelafalan Rictusempra adalah salah satu faktor penting dalam keberhasilan mantra ini. Dalam buku Seratus Mantra Paling Populer di Eropa karangan penulis Darius Pattinson, dikisahkan seorang penyihir yang salah mengucapkan pelafalan Mantra Rictusempra di Bristol, tahun 1887. Alih-alih menyerang objek mantranya dengan invasi geli, mantra itu meluncur dan menghantam objek mantranya dalam ledakan keras yang membuat telinga berdenging, dan si objek mantra harus hidup dengan kutil-kutil yang kerap cekikikan sendiri di seluruh mukanya sejak saat itu.

Warna Kilat yang Dikeluarkan
Jika mantra Rictusempra diucapkan dengan benar, ayunan yang tepat, dan dengan konsentrasi yang baik, akan ada kilatan cahaya tegas berwarna violet atau keunguan yang keluar dari ujung tongkatmu. Semakin kuat mantranya, semakin terang warnanya. Kilatan cahaya ini akan melesat dengan kecepatan yang cukup tinggi dan langsung mengarah pada objek mantranya dalam sekejap.

Ketahanan Mantra
Ketahanan Mantra sangat bergantung pada pemantra, karena ada banyak faktor eksternal dan internal yang akan mempengaruhi hasil sihiran seseorang pada saat ia menyihir, namun faktor-faktor tersebut tidak akan dibahas disini. Fokus dan konsentrasi adalah satu hal yang wajib digarisbawahi karena objek mantranya sendiri adalah manusia. Resiko kerusakan akibat kejadian-yang-tidak-diinginkan akan lebih tinggi dibandingkan jika objek mantranya berupa benda inanimate. Selain pemantra, ketahanan mantra gelitik juga dipengaruhi oleh kepribadian objek mantra secara personal.


III. PENELITIAN
Everything comes for a reason. Pencipta Mantra Rictusempra pasti memiliki tujuan positif lain dalam menciptakan mantra ini (selain untuk menggelitik seseorang sampai perut mereka mengerut). Mantra ini juga dapat digunakan sebagai mantra ofensif dalam duel atau pertempuran. Para penyihir putus asa yang hidup di zaman epidemik spattergoit pun memutuskan untuk menggunakan Mantra Gelitik sebagai pengusir kemurungan dan kesedihan. Sepanjang generasi ke generasi, hasil akhir mantra Rictusempra berbeda-beda di setiap orang. Hal ini menimbulkan beberapa tanya, seperti, apakah kepribadian dari pemantra dan objek mantra juga ikut mempengaruhi hasil akhir Mantra Gelitik (selain ayunan tongkat, pelafalan mantra, dan juga konsentrasi)?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar